Galaxy S II VS Galaxy S II Skyrocket

Samsung baru saja meluncurkan varian terbaru dari Galaxy S2 miliknya. Varian terbaru ini memiliki konektivitas internet yang jauh lebih baik berkat adanya fasilitas 4G LTE.

Selain memiliki fitur 4G, ponsel ini dilengkapi dengan perangkat yang hampir sama dengan generasi sebelumnya. Sebuah prosesor dual core 1.5 GHz dilengkapi dengan layar 4.5 inci super AMOLED yang memiliki resolusi 800×480 piksel.

Selaini itu terdapat memori internal on board 16 GB serta dilengkapi dengan slot MicroSD. Untuk layanan video chatting, terdapat kamera 8 MP yang mampu merekam gambar kualitas HD.

Namun yang paling disayangkan tentunya adalah mengenai sistem operasinya. Meskipun tablet ini adalah keluaran baru, namun Samsung belum menambahkan Android 4.0 sebagai OS milik Skyrocket. Mereka menggunakan Android 2.3 Gingerbread yang nantinya akan dapat diupgrade menjadi Android 4.0.

Disini kita akan coba bandingkan antara Galaxy S II  dengan Galaxy S II Skyrocket.

Ukuran :

Samsung Galaxy S II – 125,3 x 66,1 x 8,5 mm

Samsung Galaxy S II Skyrocket – 129,8 x 68,8 x 9,5 mm

Secara ukuran Galaxy  S II Skyrocket memiliki ukuran yang lebih lebar dan ketebalan yang sedikit tebal jika di bandingkan dengan  Galaxy S II Standart.

Prosesor :

Samsung Galaxy S II – Dual Core 1,2 GHz Prosesor

Samsung Galaxy S II Skyrocket  - Dual Core 1,5 Ghz Prosesor

Galaxy S II Standart memiliki 1,2 GHz dual inti ARM Cortex A9 Chip prosesor dengan 4210 Exynos Samsung. Serta menggunakan Mali 400 MP graphical acceleration unit ARM. Spesifikasi yang sama juga digunakan di Galaxy S II Skyrocket tapi clock kecepatan prosesornya lebih tinggi 1,5 GHz.

  

Sistem Oprasi :

Samsung Galaxy S II - Google Android 2.3 Gingerbread

Samsung Galaxy S II Skyrocket - Google Android 2.3 Gingerbread

Samsung Galaxy S II dibundling dengan Android 2.3.3 Gingerbread OS dan Galaxy S II Skyrocket datang dengan Gingerbread 2.3.4. Tidak ada banyak perbedaan di antara Gingerbread2.3.3 dan versi 2.3.4 sehingga kita bisa mendiskusikan banyak di sini, kecuali ia memiliki beberapa perbaikan kecil & perbaikan atas bug versi sebelumnya. Membahas tentang perbaikan Ice Cream Sandwich Android, Galaxy S II bersama dengan  Galaxy Note adalah perangkat pertama yang akan mendapatkan update Android 4.0 .


Layar :

Samsung Galaxy S II - Super AMOLED 4,3 inci Super AMOLED Plus display

Samsung Galaxy S II Skyrocket - 4,5 inci Super AMOLED Plus display

Ini adalah perbedaan utama anatara Galaxy S II Skyrocket dengan Galaxy S II Standart. Dimana Galaxy S II Skyrocket memiliki  4,5 inci layar Super AMOLED , Sedangkan Galaxy S II 4,3 inci. Galaxy ponsel dari Samsung dengan Super AMOLED Plus Display  menyajikan layar terbaik dengan layar lebih cerah, refleksi yang lebih rendah dan konsumsi daya berkurang. Selain itu kedua ponsel  ini memiliki 800 x 480 piksel resolusi, dilengkapi dengan layar Gorilla Glass, metode input multi touch dan berbagai macam sensor seperti Accelerometer, Proximity dan Gyroscope. Masalah kenyamanan dan kepuasan dalam pemakaian diserahkan kepada pengguna apakah mereka akan pergi dengan 4,5 inci atau 4,3 inci.

Kamera :

Samsung Galaxy S II - 8 mega pixel kamera dengan autofocus & flash LED + 2 mega pixel
Samsung Galaxy S II Skyrocket - 8 mega pixel kamera dengan autofocus & flash LED + 2 mega pixel.

Edisi Skyrocket mempertahankan spesifikasi yang sama dengan tetap menggunakan 8 mega pixel  untuk kamera belakang dan ditambah dengan LED flash dan autofocus. Sedangkan untuk bagian depan menggunakan  kamera 2 mega pixel yang digunakan untuk panggilan video dan mengambil gambar pada umumnya. Rekaman video HD 1080p pada 30 fps adalah sangat dimungkinkan untuk Galaxy S II dan Galaxy S II merupakan handphone yang memiliki kamera terbaik di antara smartphone Samsung.

Battery :

Samsung Galaxy S II – Li-ion 1650 mAh battery
Samsung Galaxy S II Skyrocket – Li-ion 1850 mAh battery

Untuk baterai, Galaxy S II Skyrocket memiliki daya baterai lebih besar jika di bandingkan dengan Galaxy S II Standart. Hal itu dikarenakan Galaxy S II Skyroket memiliki Layar 4.5 Inch dan juga support dengan jaringan 4G LTE. Sehingga butuh daya yang lebih besar agar supaya bisa waktu bicara mencapai 8 jam

Memori :

Samsung Galaxy S II – 16 GB / 32 GB internal storage, microSD card supporting 32 GB
Samsung Galaxy S II Skyrocket –16 GB storage, microSD card supporting 32 GB

Galaxy S II Standart memili 2 versi yaitu 16Gb internal storage dan 32Gb internal storage. Sedangkan untuk Galxy S II Skyrocket hanya terdapat versi 16Gb internal storage. Akan tetapi kedua handphone tersebut  terdapat microSD yang support hingga 32 Gb dan Ram yang dedicated sebesar 1 Gb.

Tobe Continue......:)

Read more »

Pidato Steve Jobs di Acara Wisuda Stanford University.

Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.

Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik

Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena “kecelakaan” dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.

Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran bayi perempuan karena ingin. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: “kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab:“Tentu saja.” Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu contoh:

Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi,takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyakperbedaan dalam kehidupan saya.

Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.

Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz (Steve Wozniak) dan saya mengawali Apple digarasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang.

Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaikyang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itumengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun asangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya: Kematian

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.

Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.

Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama “The Whole Earth Catalog“, yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalog”, dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay Foolish.

Read more »

Simple, Beautiful, Beyond Smart

Android 4.0 builds on the things people love most about Android — easy multitasking, rich notifications, customizable home screens, resizable widgets, and deep interactivity — and adds powerful new ways of communicating and sharing.

Refined, evolved UI

Focused on bringing the power of Android to the surface, Android 4.0 makes common actions more visibleand lets users navigate with simple, intuitive gestures. Refined animations and feedback throughout the system make interactions engaging and interesting. An entirely new typeface optimized for high-resolution screens improves readability and brings a polished, modern feel to the user interface.

Virtual buttons in the System Bar let users navigate instantly to Back, Home, and Recent Apps. The System Bar and virtual buttons are present across all apps, but can be dimmed by applications for full-screen viewing. Users can access each application's contextual options in the Action Bar, displayed at the top (and sometimes also at the bottom) of the screen.

Multitasking is a key strength of Android and it's made even easier and more visual on Android 4.0.

The Recent Apps button lets users jump instantly from one task to another using the list in the System Bar. The list pops up to show thumbnail images of apps used recently — tapping a thumbnail switches to the app.

The Recent Apps list makes multitasking simple.

Jump to the camera or see notifications without unlocking.

For incoming calls, you can respond instantly by text.

Rich and interactive notifications let users keep in constant touch with incoming messages, play music tracks, see real-time updates from apps, and much more. On smaller-screen devices, notifications appear at the top of the screen, while on larger-screen devices they appear in the System Bar.

The All Apps launcher (left) and resizable widgets (right) give you apps and rich content from the home screen.

Home screen folders and favorites tray

New home screen folders offer a new way for users to group their apps and shortcuts logically, just by dragging one onto another. From the All Apps launcher, users can now simply drag an app to get information about it or immediately uninstall it, or disable a pre-installed app.

On smaller-screen devices, the home screen now includes a customizablefavorites tray visible from all home screens. Users can drag apps, shortcuts, folders, and other priority items in or out of the favorites tray for instant access from any home screen.

Resizable widgets

Home screens in Android 4.0 are designed to be content-rich and customizable. Users can do much more than add shortcuts — they can embed live application content directly through interactive widgets. Widgets let users check email, flip through a calendar, play music, check social streams, and more — right from the home screen, without having to launch apps. Widgets are resizable, so users can expand them to show more content or shrink them to save space.

New lock screen actions

The lock screens now let users do more without unlocking. From the slide lock screen, users can jump directly to the camera for a picture orpull down the notifications window to check for messages. When listening to music, users can even manage music tracks and see album art.

Quick responses for incoming calls

When an incoming call arrives, users can now quickly respond by text message, without needing to pick up the call or unlock the device. On the incoming call screen, users simply slide a control to see a list of text responses and then tap to send and end the call. Users can add their own responses and manage the list from the Settings app.

Swipe to dismiss notifications, tasks, and browser tabs

Android 4.0 makes managing notifications, recent apps, and browoser tabs even easier. Users can now dismiss individual notifications, apps from the Recent Apps list, and browser tabs lists with a simple swipe of a finger.

A spell-checker lets you find errors and fix them faster.

A powerful voice input engine lets you dictate continously.

Improved text input and spell-checking

The soft keyboard in Android 4.0 makes text input even faster and more accurate. Error correction and word suggestion are improved through a new set of default dictionaries and more accurate heuristics for handling cases such as double-typed characters, skipped letters, and omitted spaces. Word suggestion is also improved and the suggestion strip is simplified to show only three words at a time.

To fix misspelled words more easily, Android 4.0 adds a spell-checker that locates and underlines errors and suggests replacement words. With one tap, users can choose from multiple spelling suggestions, delete a word, or add it to the dictionary. Users can even tap to see replacement suggestions for words that are spelled correctly. For specialized features or additional languages, users can now download and install third-party dictionaries, spell-checkers, and other text services.

Powerful voice input engine

Android 4.0 introduces a powerful new voice input engine that offers a continuous "open microphone" experience and streaming voice recognition. The new voice input engine lets users dictate the text they want, for as long as they want, using the language they want. Users can speak continously for a prolonged time, even pausing for intervals if needed, and dictate punctuation to create correct sentences. As the voice input engine enters text, it underlines possible dictation errors in gray. After dictating, users can tap the underlined words to quickly replace them from a list of suggestions.

Data usage controls let you monitor total usage by network type and application and then set limits if needed.

Control over network data

Mobile devices can make extensive use of network data for streaming content, synchronizing data, downloading apps, and more. To meet the needs of users with tiered or metered data plans, Android 4.0 adds new controls for managing network data usage.

In the Settings app, colorful charts show the total data usage on each network type (mobile or Wi-Fi), as well as amount of data used by each running application. Based on their data plans, users can optionally set warning levels or hard limits on data usage or disable mobile data altogether. Users can also manage the background data used by individual applications as needed.

Designed for accessibility

A variety of new features greatly enhance the accessibility of Android 4.0 for blind or visually impaired users. Most important is a new explore-by-touch mode that lets users navigate without having to see the screen. Touching the screen once triggers audible feedback that identifies the UI component below; a second touch in the same component activates it with a full touch event. The new mode is especially important to support users on new devices that use virtual buttons in the System Bar, rather than dedicated hardware buttons or trackballs. Also, standard apps are updated to offer an improved accessibility experience. The Browser supports a script-based screen reader for reading favorite web content and navigating sites. For improved readability, users can also increase the default font size used across the system.

The accessibility experience begins at first setup — a simple touch gesture during setup (clockwise square from upper left) activates all accessibility features and loads a setup tutorial. Once accessibility features are active, everything visible on the screen can be spoken aloud by the standard screen reader.

Communication and sharing

  

Contacts and profiles are integrated across apps and social networks, for a consistent, personal experience everywhere — from incoming calls to emails.

Designed for the way people live, Android 4.0 integrates rich social communication and sharing touchpoints across the system, making it easy to talk, email, text, and share.

People and profiles

Throughout the system, a user’s social groups, profiles, and contacts are linked together and integrated for easy accessibility. At the center is a new People app that offers richer profile information, including a large profile picture, phone numbers, addresses and accounts, status updates, and a new button for connecting on integrated social networks.

The user's own contact information is stored in a new "Me" profile, allowing easier sharing with apps and people. All of the user's integrated contacts are displayed in an easy to manage list, including controls over which contacts are shown from any integrated account or social network. Wherever the user navigates across the system, tapping a profile photo displays Quick Contacts, with shortcuts to phone numbers, text messaging, and more.

Unified calendar, visual voicemail

To help organize appointments and events, an updated Calendar app brings together personal, work, school, and social agendas. With user permission, other applications can contribute events to the calendar and manage reminders, for an integrated view across multiple calendar providers. The app is redesigned to let users manage events more easily. Calendars are color-coded and users can swipe left or right to change dates and pinch to zoom in or out agendas.

In the phone app, a new visual voicemail features integrates incoming messages, voice transcriptions, and audio files from one or more providers. Third-party applications can integrate with the Phone app to add their own voice messages, transcriptions, and more to the visual voicemail inbox.

Capture the picture you want, edit, and share instantly.

Rich and versatile camera capabilities

The Camera app includes many new features let users capture special moments with great photos and videos. After capturing images, they can edit and share them easily with friemds.

When taking pictures, continuous focus, zero shutter lag exposure, and decreased shot-to-shot speed help capture clear, precise images. Stabilized image zoom lets users compose photos and video in the way they want, including while video is recording. For new flexibility and convenience while shooting video, users can now take snapshots at full video resolution just by tapping the screen as video continues to record.

To make it easier to take great pictures of people, built-in face detection locates faces in the frame and automatically sets focus. For more control, users can tap to focus anywhere in the preview image.

For capturing larger scenes, the Camera introduces a single-motion panorama mode. In this mode, the user starts an exposure and then slowly turns the Camera to encompass as wide a perspective as needed. The Camera assembles the full range of continuous imagery into a single panoramic photo.

After taking a picture or video, users can quickly share it by email, text message, bluetooth, social networks, and more, just by tapping the thumbnail in the camera controls.

A Photo Gallery widget on the home screen.

Redesigned Gallery app with photo editor

The Gallery app now makes it easier to manage, show, and share photos and videos. For managing collections, a redesigned album layout shows many more albums and offers larger thumbnails. There are many ways to sort albums, including by time, location, people, and tags. To help pictures look their best, the Gallery now includes a powerful photo editor. Users can crop and rotate pictures, set levels, remove red eyes, add effects, and much more. After retouching, users can select one or multiple pictures or videos to share instantly over email, text messaging, bluetooth, social networks, or other apps.

An improved Picture Gallery widget lets users look at pictures directly on their home screen. The widget can display pictures from a selected album, shuffle pictures from all albums, or show a single image. After adding the widget to the home screen, users can flick through the photo stacks to locate the image they want, then tap to load it in Gallery.

Live Effects let you change backgrounds and use Silly Faces during video.

Live Effects for transforming video

Live Effects is a collection of graphical transformations that add interest and fun to videos captured in the Camera app. For example, users can change the background behind them to any stock or custom image, for just the right setting when shooting video or using Google Talk video chat. Also available is Silly Faces, a set of morphing effects that use state-of-the-art face recognition and GPU filters to add great effects facial features during video capture. For example, you can use effects such as small eyes, big mouth, big nose, face squeeze, and more. Outside of the Camera app, Live Effects is available during video chat in the Google Talk app.

Snapping a screenshot.

Sharing with screenshots

Users can now share what's on their screens more easily by taking screenshots. Hardware buttons let them snap a screenshot and store it locally. Afterward, they can view, edit, and share the screen shot in Gallery or a similar app.

Cloud-connected experience

 

The Browser tabs menu (left) lets you quickly switch browser tabs. The options menu (right) gives you new ways to manage your browsing experience.

Benchmark comparisons of Android Browser.

Android has always been cloud-connected, letting users browse the web and sync photos, apps, games, email, and contacts — wherever they are and across all of their devices. Android 4.0 adds new browsing and email capabilities to let users take even more with them and keep communication organized.

Powerful web browsing

The Android Browser offers an experience that’s as rich and convenient as a desktop browser. It lets users instantly and manage sync Google Chrome bookmarks from all of their accounts, jump to their favorite content faster, and even save it for reading later in case there's no network available.

To get the most out of web content, users can now request full desktop versions of web sites, rather than their mobile versions. Users can set their preference for web sites separately for each browser tab. For longer content, users can save a copy for offline reading. To find and open saved pages, users can browse a visual list that’s included with browser bookmarks and history. For better readability and accessibility, users can increase the browser’s zoom levels and override the system default text sizes.

Across all types of content, the Android Browser offers dramatically improved page rendering performancethrough updated versions of the WebKit core and the V8 Crankshaft compilation engine for JavaScript. In benchmarks run on a Nexus S device, the Android 4.0 browser showed an improvement of nearly 220% over the Android 2.3 browser in the V8 Benchmark Suite and more than 35% in the SunSpider 9.1 JavaScript Benchmark. When run on a Galaxy Nexus device, the Android 4.0 browser showed improvement of nearly 550% in the V8 benchmark and nearly 70% in the SunSpider benchmark.

Improved email

In Android 4.0, email is easier to send, read, and manage. For composing email, improved auto-completion of recipients helps with finding and adding frequent contacts more quickly. For easier input of frequent text, users can now create quick responses and store them in the app, then enter them from a convenient menu when composing. When replying to a message, users can now toggle the message to Reply All and Forward without changing screens.

For easier browsing across accounts and labels, the app adds an integrated menu of accounts and recent labels. To help users locate and organize IMAP and Exchange email, the Email app now supports nested mail subfolders, each with synchronization rules. Users can also search across folders on the server, for faster results.

For enterprises, the Email app supports EAS v14. It supports EAS certificate authentication, provides ABQ strings for device type and mode, and allows automatic sync to be disabled while roaming. Administrators can also limit attachment size or disable attachments.

For keeping track of incoming email more easily, a resizable Email widget lets users flick through recent email right from the home screen, then jump into the Email app to compose or reply.

Android Beam lets users share what they are using with a single tap.

Innovation

Android is continously driving innovation forward, pushing the boundaries of communication and sharing with new capabilities and interactions.

Android Beam for NFC-based sharing

Android Beam is an innovative, convenient feature for sharing across two NFC-enabled devices, It lets people instantly exchange favorite apps, contacts, music, videos — almost anything. It’s incredibly simple and convenient to use — there’s no menu to open, application to launch, or pairing needed. Just touch one Android-powered phone to another, then tap to send.

For sharing apps, Android Beam pushes a link to the app's details page in Android Market. On the other device, the Market app launches and loads the details page, for easy downloading of the app. Individual apps can build on Android Beam to add other types of interactions, such as passing game scores, initiating a multiplayer game or chat, and more.

Face recognition lets you unlock your phone with your face.

Face Unlock

Android 4.0 introduces a completely new approach to securing a device, making it even more personal — Face Unlock is a new screen-lock option that lets users unlock their devices with their faces. It takes advantage of state-of-the-art facial recognition technology to register a face and to recognize it later when unlocking the device. Users just hold their devices in front of their faces to unlock, or use a backup PIN or pattern.

Wi-Fi Direct and Bluetooth HDP

Support for Wi-Fi Direct lets users connect directly to nearby peer devices over Wi-Fi, for more reliable, higher-speed communication. No internet connection or tethering is needed. Through third-party apps, users can connect to compatible devices to take advantage of new features such as instant sharing of files, photos, or other media; streaming video or audio from another device; or connecting to compatible printers or other devices.

Android 4.0 also introduces built-in support for connecting to Bluetooth Health Device Profile (HDP) devices. With support from third-party apps, users can connect to wireless medical devices and sensors in hospitals, fitness centers, homes, and elsewhere. In addition, for connecting to higher quality Bluetooth audio devices, Android 4.0 adds support for Bluetooth Hands Free Profile (HFP) 1.6.

Read more »